La Ghalau
Bu, entah kenapa di malam yang semalam ini aku begitu ingin mendengarkan lagu Kangen Band nan syahdu di telinga pelajar SMP itu
lalu esoknya ku terbang ke Bandung untuk mencalonkan diri, bikin proposal untuk dapat dikenal sebagai ST Setia, dan larut
dalam rengek tangis Muhammad Charly van Hoten atas sepeninggalnya
Iman Rush, gitaris terkemuka itu.
segini dulu, Bu.
semoga jaringan internetmu bagus
/1/
Tidak
Nak, Ibu tidak setuju dengan niat kamu untuk jadi penyanyi, dan terkenal
seperti ST Setia, atau ST manapun.
Nak, apa kamu sudah lupa waktu terakhir
kau bernyanyi di dapur saat membantu Ibu membuat pepes peda?
Ibu engga
mau lagi terulang kejadian itu, bukankah ketika kamu bernyanyi nenekmu
langsung opname karena pingsan, lalu enam ayam tetangga mati dan Ibu
harus menggantinya,
lalu si Mimi kucing si Linda gagal melahirkan, dan ada
beberapa piring serta mangkok Ibu yang pecah, itu karena suaramu Nak..!
/2/
aih, si Ibu mah kelewatan jujur
/3/
Pokonya Ibu inda satujo titik..!
/4/
aih, Ibu mah ndak konsisten, nyebutin titik kok pake tanda seru
/5/
Biar
saja itu memang gaya Ibu! Kamu cepat pulang robek saja proposal yang
sudah terlanjur kau buat, saat ini Ibu butuh bantuanmu untuk menumbuk
bumbu rendang, paham?
/6/
Bu,
bukankah menumbuk rendang masih bisa dilakukan esok, ya di tahun 2089
Masehi juga masih bisa ku lakukan. Resepnya pun telah ku abadikan dalam
file Microsoft Word 2003, berjudul Kado untuk Ibu, kau lupa? Oh, Bu. aku
ingin bernyanyi riang, hingga galauku hilang.
No comments:
Post a Comment