Sebagai Pendahuluan
Julnadi Inderapura, sebut saja Bang Nadi (bagi kami adik-adiknya) atau Nadi bagi yang duluan lahir darinya. Merupakan salah satu aktor, sutradara, pemain musik, "paling berpengaruh" milik Teater Imam Bonjol Padang. Berdasarkan profil facebooknya, beliau adalah alumni MAN Salido dan kalau betul (tidak salah;red) merupakan alumni Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang. Berdasarkan penulusuran di google+ Bang Nadi berdomisili di Jln. Medan Medan, Asratek Padang. :)
Sebagai Penikmat Hujan
Rinai itu dimulai sejak 29 Desember 2013, mari kita simak:
29 Desember 2013
"kau belum pernah seperti ini tuan. barangkali kau juga tidak pernah melihat hari-hari seperti ini tuan. desember ini rinai lebih banyak dan telapak tanganmu terlalu kecil menampungnya hingga tumpahannya sampai di sela-sela jemarimu tuan."
2 Januari 2014
"sengaja aku tidak membagikan rinai ini tuan, sebab musim lalu kau lupa akan badai."
4 Januari 2014
"malam makin tua tuan, kau beranjak kalut dengan tatapan kosong, mambuai mimpi dalam tong-tong sampah carutmu, aku tumbuh dari kalangan beradap dari adab. tuan bila mulutmu akan jadi lobang kuburanmu sendiri mulailah membeli sepetak ladang, sebab rinai tak akan datang."
7 Januari 2014
"mungkin ini adalah sebab kenapa rinai tidak juga datang menghampirimu tuan."
9 Januari 2014
"kau juga tuan akhirnya yang akan menjemputnya dalam kerumunan rinai di tengah padang ini rerumputan kering dan tajam. angin membawa kabar saat gempulan awan dihiasi kilat dan petir, semoga setelahnya hujan lebat akan turun."
10 Januari 2014
"tuan kapalmu oleng di pantai pesisir. tuan saudagar yang mengiringi pelayaranmu dari seberang membawa kabar. sayup-sayup pandang daratan. jika karam dalam gelombang api hitam rinai yang akan memadamkan tuan. pegang-lah kabar itu."
"tuan arusnya semakin deras kehilir muara"
11 Januari 2014
" adalah kabar yang tersebar dimana-manadi bawa angin. tuan aku bisa saja memberimu terang."
12 Januari 2014
" kini tuan, berjalan membelakangi parit-parit dari bebatuan terjal di sungai tengadahmu yang kering, sedangkan rinai belum turun"
13 Januari 2014
"sebab rinai ini telah berubah warna menjadi jingga. sedangkan tuan suka putih warnanya, sebab putih adalah suci dari bintik-bintik apa lagi hitam. padahal tuan, adalah aku suka warna apa saja."
14 Januari 2014
"kau tuan, jika lengang yang menjadi borok, maka rinai ini tidakkan sampai"
17 Januari 2014
"rinai ini tuan, telah buncah di laci yang berkarat sedangkan kau luput dalamnya ada pisau, gunting dan besi-besi bekas yang bisa membunuhmu tuan, ingat itu"
23 Januari 2014
"setelah angin limbubu mengepul dalam jaket besi membeberkan cerita rinai, musim kemarau pecah dalam doa"
24 Januari 2014
"arah mengayuh ombak, pasti akan sampai dipelabuhan jantungmu"
25 Januari 2014
"kisah rinai tuan. tidak bisa hilang dari ingatan, sedangkan tuan terbanta membaca lipatan baju besi kepulangan mengubur darah kepulangan melawan luka yang mengeluarkan lendir."
26 Januari 2014
"sebab, batu belum berubah menjadi karang, deburan ombak yang menggagau dalam tidur panjang tuan, rinai akan menunggu kapan hujan lebat akan datang. ingat itu."
Sebagai Penutup
apanya yang ditutup? selamanya, rinai tak kan berakhir dalam sajak, dalam aksara yang penuh tanda tanya.
Sengaja ditulis di sini agar rinai tak tertutup oleh iklan layanan Masyarakat dan Situs Jual Beli Online. Salam Bang Nadi :D

Julnadi Inderapura, sebut saja Bang Nadi (bagi kami adik-adiknya) atau Nadi bagi yang duluan lahir darinya. Merupakan salah satu aktor, sutradara, pemain musik, "paling berpengaruh" milik Teater Imam Bonjol Padang. Berdasarkan profil facebooknya, beliau adalah alumni MAN Salido dan kalau betul (tidak salah;red) merupakan alumni Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang. Berdasarkan penulusuran di google+ Bang Nadi berdomisili di Jln. Medan Medan, Asratek Padang. :)
Sebagai Penikmat Hujan
Rinai itu dimulai sejak 29 Desember 2013, mari kita simak:
29 Desember 2013
"kau belum pernah seperti ini tuan. barangkali kau juga tidak pernah melihat hari-hari seperti ini tuan. desember ini rinai lebih banyak dan telapak tanganmu terlalu kecil menampungnya hingga tumpahannya sampai di sela-sela jemarimu tuan."
2 Januari 2014
"sengaja aku tidak membagikan rinai ini tuan, sebab musim lalu kau lupa akan badai."
4 Januari 2014
"malam makin tua tuan, kau beranjak kalut dengan tatapan kosong, mambuai mimpi dalam tong-tong sampah carutmu, aku tumbuh dari kalangan beradap dari adab. tuan bila mulutmu akan jadi lobang kuburanmu sendiri mulailah membeli sepetak ladang, sebab rinai tak akan datang."
7 Januari 2014
"mungkin ini adalah sebab kenapa rinai tidak juga datang menghampirimu tuan."
9 Januari 2014
"kau juga tuan akhirnya yang akan menjemputnya dalam kerumunan rinai di tengah padang ini rerumputan kering dan tajam. angin membawa kabar saat gempulan awan dihiasi kilat dan petir, semoga setelahnya hujan lebat akan turun."
10 Januari 2014
"tuan kapalmu oleng di pantai pesisir. tuan saudagar yang mengiringi pelayaranmu dari seberang membawa kabar. sayup-sayup pandang daratan. jika karam dalam gelombang api hitam rinai yang akan memadamkan tuan. pegang-lah kabar itu."
"tuan arusnya semakin deras kehilir muara"
11 Januari 2014
" adalah kabar yang tersebar dimana-manadi bawa angin. tuan aku bisa saja memberimu terang."
12 Januari 2014
" kini tuan, berjalan membelakangi parit-parit dari bebatuan terjal di sungai tengadahmu yang kering, sedangkan rinai belum turun"
13 Januari 2014
"sebab rinai ini telah berubah warna menjadi jingga. sedangkan tuan suka putih warnanya, sebab putih adalah suci dari bintik-bintik apa lagi hitam. padahal tuan, adalah aku suka warna apa saja."
14 Januari 2014
"kau tuan, jika lengang yang menjadi borok, maka rinai ini tidakkan sampai"
17 Januari 2014
"rinai ini tuan, telah buncah di laci yang berkarat sedangkan kau luput dalamnya ada pisau, gunting dan besi-besi bekas yang bisa membunuhmu tuan, ingat itu"
23 Januari 2014
"setelah angin limbubu mengepul dalam jaket besi membeberkan cerita rinai, musim kemarau pecah dalam doa"
24 Januari 2014
"arah mengayuh ombak, pasti akan sampai dipelabuhan jantungmu"
25 Januari 2014
"kisah rinai tuan. tidak bisa hilang dari ingatan, sedangkan tuan terbanta membaca lipatan baju besi kepulangan mengubur darah kepulangan melawan luka yang mengeluarkan lendir."
26 Januari 2014
"sebab, batu belum berubah menjadi karang, deburan ombak yang menggagau dalam tidur panjang tuan, rinai akan menunggu kapan hujan lebat akan datang. ingat itu."
Sebagai Penutup
apanya yang ditutup? selamanya, rinai tak kan berakhir dalam sajak, dalam aksara yang penuh tanda tanya.
Sengaja ditulis di sini agar rinai tak tertutup oleh iklan layanan Masyarakat dan Situs Jual Beli Online. Salam Bang Nadi :D

 
 
No comments:
Post a Comment