Tuesday, October 21, 2014

Puisi-puisi Muhammad Subhan



Gaza, Lukamu Lukaku

gaza, lukamu adalah lukaku
luka yang menganga
luka yang ditabur cuka

tapi aku tahu
seperih apa pun luka yang
kautanggung
kau akan menjahit sendiri
luka itu

aku merasakan jahitannya
menikam-menusuk jantung
tetapi kita masih dapat
tersenyum

gaza, lukamu adalah lukaku
luka penjaga kesucian Al-
Aqsa
luka yang menjadi shiratal
mustaqim
luka pembuka pintu surge

gaza, walau aku jauh kau
jauh
tetapi denyut nadimu menjadi nadiku
di nadi itu darahmu darahku
menyatu

2014

  
Anak-Anak Gaza
            : Intifada

kami telah kehilangan ke
hormatan di sini
tetapi setapak pun kami tak
akan mundur ke belakang

rudal-rudal yang dikirim
zionis itu
akan kami telan dan
menguburnya di jantung kami

lalu kami muntahkan kembali
ke jantung-jantung mereka
para malaikat menjadi saksi
apa yang kami kabarkan

ini jihad suci di bulan suci
syahid tujuan kami

allahu akbar!

2014


Lubang Jepang

di nganga mulutmu
bisikan telah menjadi zikir
dan talbiah bergema
menjadi takbir

dalam pelukan dindingmu
yang dingin
di hutan-hutan sianok
terbata kami mengeja nama-Nya

tak ada yang lain
sebab kami telah tunduk

2014


Amai Setia
; etek Rohana Kudus

kami tahu
sebuah kesetiaan
adalah harga mahal
yang telah kau korbankan
bertahun-tahun lamanya
sebab katamu
tanpa kesetiaan
segala pengorbanan
menjadi sia-sia.

2014


Kota di Selembar Kuarto

kota ini sudah seperti gero
bak ikan asin
pengab dan bacin. rumah
para tikus,
kecoa, ular, dan kelabang
lapar.

gedung-gedung menjadi pentas
laba-laba
di mimbar kera-kera
berkhotbah mencari muka,
tapi di balik meja mereka
merampas upeti rakyat
tanpa iba.

kami melihat anak-anak lapar
meraba susu ibunya
namun di kota ini tak ada lagi
perempuan yang mengaku
sebagai ibu
selain gundik yang terpaksa
menggadai kehormatan
demi sesuap nasi.


2014

Puisi Koran Singgalang, 7 September 2014   

No comments:

Post a Comment