1001 Mimpi
Sepoi-sepoi
mimpi ini nyata!
Petik melodi
sesuka hati, biar angin berhembus terus berirama
Satu dari
seribu lebih bernyawa, bila saja kau mampu berbeda
Tanamkan
dalam-dalam, dalam dada.
Bila saja
kau mampu jadikan alam itu guru
Belajar!
Hentakkan kaki pada bumi, sambut desis angin malam purnama
Nyawa itu
roda, tanpa jari-jari, ibarat urat hilang nadi. Mati!
1001
cara memulai menuai sebelum menyemai.
Lukislah
mimpi dalam bentangan sejadah
Dalam malam
berkabut basah, taburkan rindu pada-Nya
Uraikan
titah pada Sang Pemurah.
Seribu
dari satu bunga menganga tanpa penyangga
Bisa saja.
Yang dihitung bukan pada jumlah, bukan tangkai.
Ya,
tentu ini bukan pula cinta semusim sunyi
Tapi,
bagaimana ia berdiri.
Hei! Apalagi
yang kau tunggu?
1001
penulis rindu, hanya satu berkata cinta
Bebaslah!
Tebas belenggumu dalam baying-bayang semu.
Ingat!
Ada 1001 kanvas perlu kau ukir,
begitu
juga aku.
Air
Tawar, Oktober 2013
Si Piring Tari
Ah,
aku rindu ia. Kemana gerangan ia sembunyi?
Bahkan,
sudut bumi, sana-sini sudah kucari,
Mungkin
saja ia hilang dalam kerumunan diskotik
Aku rindu
ia kembali.
Jangan
bilang aku gila, ini aku peduli pada negeri!
Misteri
ini harus diuraikan, dan tanyakan pada langit.
Kau lupa?
Ini risalah tentang warisan bumi.
Ah,
edan! Kemana si piring, siapa penari?
Bukankah
dulu ia sering dirindu?
Aku lupa!
Kini ia
tiada, jika ingin tahu, bisa kau baca,
Ada sajak
pada layar kaca, sekedarnya.
Bila selesai,
banyak makna yang perlu aku urai,
Mungkin
ada pesan untukmu, percuma juga bila tak nyata.
Si piring
tari, aku tahu ada isyarat dalam tubuhmu,
Auramu
dulu hidup dalam tangan manusia, dalam ridha-Nya
Lenggokmu
berirama setiap cincin didentingkan,
tapi kini
engkau semakin retak, esok mungkin pecah.
Musik bertalu.
Membiarkan kau hidup dalam kulit-kulit angin,
Kadang,
menangis dalam dendang yang dinyanyikan.
Wahai si
piring tari, kemana hendak kau kucari?
Ada aroma
rinduku untukmu, rindu generasi.
Aku ngin
kau kembali,
Sampai
nanti.
Air
Tawar, Oktober 2013
Koran Singgalang, 5 Oktober 2014
No comments:
Post a Comment