Padang, sumbarsatu.com—Pertemuan
Sastrawan Nusantara Melayu (PSNM) kembali dihelat di Kota Padang,
Sumatera Barat. Ratusan sastrawan berkumpul dan berbincang
tentang kemelayuan di Nusantara ini.
Gawe ini yang
dituanrumahi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang berkerja sama
dengan Fakultas Adab dan Humaniora IAIN IB Padang ini, dilangsungkan di HOTEL Hayam
Wuruk Padang, pada 30 Oktober sampai 1 November 2014. Pesertanya
sastrawan berasal dari negeri serumpun Melayu, yaitu Indonesia,
Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, serta kalangan
perguruan tinggi dan media massa di Sumatera Barat. Tema yang diangkat
cukup luas: Karya Sastra dan Relevansinya dengan Kehidupan Bangsa Melayu
Serumpun Masa Kini.
Menurut, Darman Moenir, salah seorang Steering committee (SC) iven ini, PROGRAM yang sudah jadi agenda tahunan Pemko Padang, sebenarnya kelanjutan yang sudah dilaksanakan pada tahun 2013 lalu.
“Awalnya saya
mendapat informasi dari Rizal Munir bahwa ada agenda budaya yang belum
terealisasikan. Tetapi belum diketahui pasti apakah di Kota Padang atau
di Pemprov Sumbar. Ternyata, beberapa waktu lalu, saya ditelepon Pak
Dian Fakri, ketua SC yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Padang. Setelah itulah saya mencoba merancang dalam waktu yang tak
banyak ini,” kata Darman Moenir lewat telepon kepada www.sumbarsatu.com,
Rabu (22/10/2014) sore.
Dalam proposal yang diserahkan Dinas Budpar, jelas Darman, masih tercantum “Nusantara Melayu Raya (Numera)”.
“Saya menduga,
orang dinas hanya kopi-paste saja proposal lama. Padahal, pada 2013,
kita sudah menghilangkan kata ‘Numera’ itu. Saya bersama Yulizal Yunus
(ketua pelaksana acara ini-red) merancang ulang term of reference
(TOR)nya. TOR itulah yang kini berada di tangan para undangan,” kata
Darman Moenir.
Dalam catatan
Litbang www.sumbarsatu.com, Pertemuan Sastrawan Nusantara Melayu telah
berlangsung dua kali dan 2014 ini yang ketiga dengan nama yang beda.
Pada 2012,
iven yang digagas Sastri Yunizarti Bakry, salah seorang perempuan
sastrawan yang saat itu bermukim di Padang, bernama Pertemuan Sastrawan
Nusantara Melayu Raya (Numera).
Numera pertama
kali dilaksanakan pada 16-17 Maret 2012 di Kota Padang. Lebih kurang
200 sastrawan hadir dari pelbagai negara rumpun Melayu. Kendati sukses
digelar, Numera pertama ini memunculkan polemik pro-kontra yang mencuat
ke se antero Nusantara ini.
Kritikan
paling keras datang dari sastrawan senior Darman Moenir. Ia menentang
keras tujuan acara itu, dan kehadiran Numera yang menurut Darman Moenir,
milik Malaysia.
Darman
menganggap, pertemuan Numera merupakan upaya sastrawan Malaysia
mendekatkan diri ke Indonesia di tengah Malaysia sendiri yang masih
sedang mencari fondasi soal soal bahasa dan budaya Melayu.
“Kali ini tak ada lagi Numera. Ini betul-betul murni Melayu Nusantara,” kata Darman Moenir.
Dari pantauan
www.sumbarsatu.com, undangan telah disebar panitia dan telah sampai ke
tangan para satrawan, antara lain Syarifuddin Arifin, Yusrizal KW, Deddy
Arsya, dan lainnya. (SSC)
Laporan: Deddy Arsya dan Nasrul Azwarsumber: http://temusastrawannusantara.blogspot.com
No comments:
Post a Comment