Wednesday, October 22, 2014

Puisi-puisi Riyon Fidwar



Haiku Matahari

Tak kubiarkan tanah di belahan kakimu
gelap dan kesepian di waktu
siang
kecuali kau sendiri berselingkuh
dengan kabut

Lubuk Begalung, 12052014


Haiku Bulan

Cahaya malam dari matamu
adalah cahaya kunang-ku
nang laut
yang menjelma menjadi rembulan
dan bintang.
Dan dengan rindu
kau lepas jua ke langit menemui tuhannya.

Lubuk Begalung, 12052014

 
Haiku Pelangi

kau turun dari gunung ke
laut
dengan segala keindahan tuhan
dan cinta menjalar bahkan
mengakar
dalam sukmaku.

Lubuk Begalung, 12052014


Haiku Hujan

Mendung yang datang dari mataku
Meneduhkan kegelisahan
lautmu.

Lubuk Begalung, 12052014


Haiku Laut

Arus yang mengalun dari
darahmu
melambungkan bulan tinggi-tinggi
membenamkan karang ke lubuk-lubuk samudera.
Ikan-ikan di dadamu mencari
bersembunyi di karang
sukmaku

Lubuk Begalung, 12052014


Haiku Ombak

Kau datang juga ke tepianku
yang sunyi
membawa seikat mawar dan
kamboja
aduh, sungai-sungai yang
mengalir dari gunung
membantung dirinya ke
muara.

Lubuk Begalung, 12052014

Haiku Badai

Kutahu tuan tak berkasih
kepada kapal
kutahu tuan mencintai hujan
dan topan
kutahu tuan tak merindukanku.

Lubuk Begalung, 12052014
Haiku Karang

Aku ingin melihat laut dan
ombak
yang selama ini membanting-
banting diri
di dadaku.
Matahari ambillah diriku ke
langit.

Lubuk Begalung, 12052014

Haiku Pantai

Kupuja-puja ombak supaya
terus berdendang
di getar sukma yang sepi.
Kupanggil-panggil hujan
membasuh nyeri yang perih.
Kurindu-rindui kau
agar menua bersamaku.

Lubuk Begalung, 12052014

*Riyon Fidwar tinggal di Padang dan bekerja di ruang pendokumentasian Tubuh Jendela. Beberapa tulisan berupa cerpen, puisi dan artikel telah dipublikasikan di media massa. Beberapa puisi juga pernah tergabung dalam antologi bersama Negeri cincin Api, 2011 dan kumpulan puisi bersama Naik kapal, 2014. Puisi ini dipersembahkan buat yang berulang tahun.


Koran Singgalang, 20 Juli 2014

No comments:

Post a Comment