Friday, November 14, 2014

Puisi-puisi Remmy Novaris DM





Begawan
--kepada Joko Widodo

seperti air yang tenang
dari hulu hingga ke hilir
kau menghanyutkan seluruh impian
untuk menjadi kenyataan
di lautan ke bebasan yang muncul
dari bawah garis kemiskinan

kau adalah begawan
dari sebuah bengawan
di mana seluruh keyakinan
dan harapan ditumpahkan
dengan sepak terjang
dengan penuh kebijakan
bukan hanya dengan slogan
untuk sekadar kau tumpahkan
tetapi untuk kau ciptakan
bukan sebagai kemapanan
melainkan untuk kesejahteraan

seorang begawan
bukan seorang bangsawan
bukan seorang pangeran
bukan seorang hartawan
bukan seorang pecundang
tapi orang pilihan
yang telah dinubuatkan
bukan sekadar duduk
di tampuk-tampuk kekuasaan
sebagai seorang tuan
tapi seseorang di tengah kehidupan
bukan hanya dengan gagasan
tetapi juga tindakan dan perbuatan

kau adalah begawan
yang dapat memahami keadaan
yang selalu santun dan sopan
penuh dengan ketegasan
mengambil setiap keputusan
dengan penuh kearifan
bukan untuk meniadakan
setiap perbedaan sebagai korban
dari setiap pilihan tetapi mewujudkan
sebagai kebersamaan
dari setiap tanda perubahan
yang kau aminkan dengan keimanan
dengan penuh keikhlasan

LA 2014

Rekapitulasi Waktu

suara-suara itu sudah kaurekapitulasi
dalam bahasa-bahasa politik kawin siri
sekarang kau ingin tukar guling
dengan kursi dari suara-suara yang hilang

tendangan sepatu larsmu lebih keras
dari eranganku masih kusimpan
sebagai dokumen di lemari tahun 1980
bersama sejumlah daftar nama yang hilang

kini aku mendengar lagi suara sepatu larsmu
mengeras di jalan-jalan beraspal darah
mendekati pintu-pintu kekuasaan dari sebuah orde
setelah kau merasa dipecundangi sebuah system

dendam sejarah itu pun mengalirkan air mata darah
dari pelupuk mataku yang dipatuki
seekor elang hitam
dengan paruhnya yang terus terbuka, memekik
di sepanjang bentangan langit biru

(aku pun menjadi odipus yang buta…)

LA 2014


Amanah

Sudah kukatakan kepadamu,
kekuasaan itu adalah amanah
Bukan untuk disembah
Apalagi menjadi alat pemerah

Sudah kukatakan kepadamu,
janjimu tidak hanya seujung lidah
jangan pernah kau ludahkan
kalau kau tak ingin ditinggalkan

Sudah kukatakan kepadamu,
setiap suara pada liang telingamu,
bukan untuk sekadar kau dengarkan
tapi untuk kau simak dan uraikan

Sudah kukatakan kepadamu,
jangan pernah kau menutup mata
untuk melihat apa yang nyata, kecuali
untuk berdoa dan menyebut asma-Nya.

LA, 2014


Sepatu Orang Kasim

kesaksian-kesaksian itu akan terus memantul
membuatmu memar di sepanjang kisah
langkah sepatumu masih tersimpan di sana
di sebuah kota yang terbakar
dengan asap hitam yang membubung ke langit
menorehkan jelaga sebuah bangsa
di mana martabat anak manusia dihinakan

kesaksian-kesaksian itu lebih keras
dari letupan-letupan senapan yang dilepaskan
sehingga kota itu pun terlepas dari tanganmu

kau bukanlah pontius pilatus yang dapat
mencuci tangan dari sebuah bokor yang digenangi
oleh darah dari saudara-saudaramu sendiri
hanya kau ingin meneruskan bangunan
dinasti ekonomi yang rapuh
dan meninggalkan utang sejarah yang panjang
untuk kau legitimasikan sebagai pahlawan

mungkin memang kita tidak perlu menoleh ke belakang
jika hanya ingin menjadi tiang garam
dari sebuah kota bernama Sodom dan Gomorrah
dan membiarkan diri kita hanya menjadi seorang kasim
dari sebuah rezim yang tidak melahirkan martaba
kecuali para pecundang yang menabuh-nabuh
dadanya sendiri tanpa jenis kelamin
di mana anak jadah berkisah
dari sebuah dongeng yang tak pernah ada

LA 2014



Remmy Novaris DM, penyair, lahir pada 5 November 1958. Ia menulis puisi sejak 1970-an. Buku puisinya Dongeng para Penyair (2013).


No comments:

Post a Comment