Begawan
--kepada
Joko Widodo
seperti
air yang tenang
dari
hulu hingga ke hilir
kau
menghanyutkan seluruh impian
untuk
menjadi kenyataan
di
lautan ke bebasan yang muncul
dari
bawah garis kemiskinan
kau
adalah begawan
dari sebuah
bengawan
di
mana seluruh keyakinan
dan
harapan ditumpahkan
dengan
sepak terjang
dengan
penuh kebijakan
bukan
hanya dengan slogan
untuk
sekadar kau tumpahkan
tetapi
untuk kau ciptakan
bukan
sebagai kemapanan
melainkan
untuk kesejahteraan
seorang
begawan
bukan
seorang bangsawan
bukan
seorang pangeran
bukan
seorang hartawan
bukan
seorang pecundang
tapi
orang pilihan
yang
telah dinubuatkan
bukan
sekadar duduk
di
tampuk-tampuk kekuasaan
sebagai
seorang tuan
tapi
seseorang di tengah kehidupan
bukan
hanya dengan gagasan
tetapi
juga tindakan dan perbuatan
kau
adalah begawan
yang
dapat memahami keadaan
yang
selalu santun dan sopan
penuh
dengan ketegasan
mengambil
setiap keputusan
dengan
penuh kearifan
bukan
untuk meniadakan
setiap
perbedaan sebagai korban
dari
setiap pilihan tetapi mewujudkan
sebagai
kebersamaan
dari
setiap tanda perubahan
yang
kau aminkan dengan keimanan
dengan
penuh keikhlasan
LA
2014
Rekapitulasi Waktu
suara-suara
itu sudah kaurekapitulasi
dalam
bahasa-bahasa politik kawin siri
sekarang
kau ingin tukar guling
dengan
kursi dari suara-suara yang hilang
tendangan
sepatu larsmu lebih keras
dari
eranganku masih kusimpan
sebagai
dokumen di lemari tahun 1980
bersama
sejumlah daftar nama yang hilang
kini
aku mendengar lagi suara sepatu larsmu
mengeras
di jalan-jalan beraspal darah
mendekati
pintu-pintu kekuasaan dari sebuah orde
setelah
kau merasa dipecundangi sebuah system
dendam
sejarah itu pun mengalirkan air mata darah
dari
pelupuk mataku yang dipatuki
seekor
elang hitam
dengan
paruhnya yang terus terbuka, memekik
di
sepanjang bentangan langit biru
(aku
pun menjadi odipus yang buta…)
LA
2014
Amanah
Sudah
kukatakan kepadamu,
kekuasaan
itu adalah amanah
Bukan
untuk disembah
Apalagi
menjadi alat pemerah
Sudah
kukatakan kepadamu,
janjimu
tidak hanya seujung lidah
jangan
pernah kau ludahkan
kalau
kau tak ingin ditinggalkan
Sudah
kukatakan kepadamu,
setiap
suara pada liang telingamu,
bukan
untuk sekadar kau dengarkan
tapi
untuk kau simak dan uraikan
Sudah
kukatakan kepadamu,
jangan
pernah kau menutup mata
untuk
melihat apa yang nyata, kecuali
untuk
berdoa dan menyebut asma-Nya.
LA,
2014
Sepatu Orang Kasim
kesaksian-kesaksian
itu akan terus memantul
membuatmu
memar di sepanjang kisah
langkah
sepatumu masih tersimpan di sana
di
sebuah kota yang terbakar
dengan
asap hitam yang membubung ke langit
menorehkan
jelaga sebuah bangsa
di
mana martabat anak manusia dihinakan
kesaksian-kesaksian
itu lebih keras
dari
letupan-letupan senapan yang dilepaskan
sehingga
kota itu pun terlepas dari tanganmu
kau
bukanlah pontius pilatus yang dapat
mencuci
tangan dari sebuah bokor yang digenangi
oleh
darah dari saudara-saudaramu sendiri
hanya
kau ingin meneruskan bangunan
dinasti
ekonomi yang rapuh
dan
meninggalkan utang sejarah yang panjang
untuk
kau legitimasikan sebagai pahlawan
mungkin
memang kita tidak perlu menoleh ke belakang
jika
hanya ingin menjadi tiang garam
dari
sebuah kota bernama Sodom dan Gomorrah
dan
membiarkan diri kita hanya menjadi seorang kasim
dari
sebuah rezim yang tidak melahirkan martaba
kecuali
para pecundang yang menabuh-nabuh
dadanya
sendiri tanpa jenis kelamin
di
mana anak jadah berkisah
dari
sebuah dongeng yang tak pernah ada
LA
2014
Remmy Novaris DM, penyair,
lahir pada 5 November 1958. Ia menulis puisi sejak 1970-an. Buku puisinya Dongeng para Penyair (2013).
No comments:
Post a Comment