Harian Analisa (Medan)
Minggu, 21 Desember 2014
Puisi-puisi
Anam Khoirul Anam
SESAK DI DADA
bila
menahan sesak di dada
bagian
dari rindu mencintaimu,
kurelakan
hanya untukmu.
biarlah
debar jantungku ketika pagi menjelang
menjadi
orkestrasi syahdu yang membawamu
pada
kesejatian cintaku, coba dengarkan detak waktu
yang
merangkai harmoni antara jiwamu dan jiwaku,
adakah
ia bagai gendering perang yang ditabuh
di
antara mata digayuti kantuk?
bukan
keterkejutan bodoh semacam itu aku
mencintaimu
cintaku
padamu mungkin lebih halus dari air
ketika
dahaga mencekik kerongkongan di musim
kemarau
keraguan
apa lagi membuatmu merentangkan jarak
ketika
kita saling tersurut bara api di persimpangan jalan
di
antara gelap malam. kamu takkan meninggalkan aku
sebelum
menunjukkan satu bintang sebagai penggantimu
dan
petunjuk arah bagiku sebelum kamu benar-benar pergi
menjauh
dari kehidupanku
Yogyakarta,
04 April 2013
ANTARA KESUNYIANKU DAN KESUNYIANMU
mengapa
sunyi sepi yang mempertemukan kita
mengapa
sunyisepi kita hanya mampu bicara dan berjumpa
di
antara sederetan rindu sedemikian menggebu
kesunyian
makin abadi dalam roman asmara antara kita
sunyisepi
menjadi jarak begitu jauh untuk kita tempuh,
bahkan
serasa tanpa ujung untuk kita jejak
kita
saling menatap namun tiada saling menyentuh
aku
hanya mampu menatapmu lewat kilas bayang
di
alam pikirku, dalam segala imajiku
kita
bersama namun terbentang ruang, jarak dan waktu
aku
percaya dalam sunyisepi
kita
menaruh cinta bercahaya
aku
percaya dalam sunyisepi itu
kamu
menaruh surat cinta sebagai isyarat hati
karena
rindu yang tertahan di jiwamu untukku
No comments:
Post a Comment